Padang, Mahasiswa
diharapkan menjadi garda terdepan dalam penyelamatan hutan. Kehadirannya
di tengah masyarakat terutama yang bermukim berdampingan dengan kawasan
hutan, bisa menjawab persoalan kehutanan yang saat ini butuh
penangganan semua pihak.
“kita harapkan
mahasiswa mempraktikkan ilmu kehutanan yang didapatkan di bangku kuliah.
Bagaimana menjaga, mengelola sekaligus memanfaatkan sumber alam secara
berkelanjutan dan berdaya dukung lingkungan,” kata Gubernur Sumatera
Barat-Irwan Prayitno saat melepas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik, Selasa (26/8/2014) di auditorium Gubernuran Sumatera Barat.
Gubernur menegaskan
penyelamatan hutan yang dilakoni itu tidak hanya fokus kepada upaya
menjaga hutan dari aksi penebangan liar, tapi juga bagaimana
memanfaatkan potensi yang ada untuk perekonomian masyarakat sekitar.
Dengan kata lain, nilai-nilai lingkungan diprioritaskan dan aspek
perekonomian masyarakat diperhatikan pula.
Irwan Prayitno juga
berpesan kepada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dalam
menjalani salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat,
untuk memelihara kearifan lokal masyarakat setempat. Hindari sikap dan
perbuatan yang mungkin selama ini sudah biasa dilakukan, tapi tabu di
mata masyarakat suatu daerak, KKN dilaksanakan.
Menurut Kepala Dinas
Kehutanan Prop. Sumatera Barat, Hendri Octavia, KKN Tematik ini diikuti
oleh 54 Orang Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah
Sumatera Barat (UMSB). Mereka di tempatkan di 18 Nagari di 8 Kab/kota
yang menjadi menyatakan telah siap melaksanakan program REDD+.
Program dimaksud,
berorientasi kepada menurunkan emisi gas karbon dari deforestasi dan
degradasu hutan melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan
masyarakat, terutama masyarakat yang dianggap sebagai pelestari aset
alam bangsa.
Kepala Badan Pengelola REDD+ (Reducing Emmission Form Deforestation and Forest Degradation).
Heru Prasetyo dalam kesempatan itu menekankan lembanganya diberi amanah
oleh Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk berupaya mengurangi
emisi gas karbon sesuai kesepakatan dunia.
Indonesia sendiri pada
2020 berkomitmen menurunkan emisi gas 26 persen atau 41 persen dengan
bantuan internasional. “kalau hanya mengandalkan BP REDD+ saja, jelas
cita-cita mulia ini tidak akan terwujud. Kuncinya ada pada kebersamaan
dan kondisi yang kita bangun harus mampu. Makanya, sosialisasi dan
pelibatan setiap eleman masyarakat akan terus diaktifkan katanya.