Social Icons

Minggu, 07 September 2014

Fak. Kehutanan sebagai gardu utama Penyelamat hutan

Padang, Mahasiswa diharapkan menjadi garda terdepan dalam penyelamatan hutan. Kehadirannya di tengah masyarakat terutama yang bermukim berdampingan dengan kawasan hutan, bisa menjawab persoalan kehutanan yang saat ini butuh penangganan semua pihak.
“kita harapkan mahasiswa mempraktikkan ilmu kehutanan yang didapatkan di bangku kuliah. Bagaimana menjaga, mengelola sekaligus memanfaatkan sumber alam secara berkelanjutan dan berdaya dukung lingkungan,” kata Gubernur Sumatera Barat-Irwan Prayitno saat melepas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Selasa (26/8/2014) di auditorium Gubernuran Sumatera Barat.

Gubernur menegaskan penyelamatan hutan yang dilakoni itu tidak hanya fokus kepada upaya menjaga hutan dari aksi penebangan liar, tapi juga bagaimana memanfaatkan potensi yang ada untuk perekonomian masyarakat sekitar. Dengan kata lain, nilai-nilai lingkungan diprioritaskan dan aspek perekonomian masyarakat diperhatikan pula.
Irwan Prayitno juga berpesan kepada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dalam menjalani salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat, untuk memelihara kearifan lokal masyarakat setempat. Hindari sikap dan perbuatan yang mungkin selama ini sudah biasa dilakukan, tapi tabu di mata masyarakat suatu daerak, KKN dilaksanakan.
Menurut Kepala Dinas Kehutanan Prop. Sumatera Barat, Hendri Octavia, KKN Tematik ini diikuti oleh 54 Orang Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB). Mereka di tempatkan di 18 Nagari di 8 Kab/kota yang menjadi menyatakan telah siap melaksanakan program REDD+.
Program dimaksud, berorientasi kepada menurunkan emisi gas karbon dari deforestasi dan degradasu hutan melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan masyarakat, terutama masyarakat yang dianggap sebagai pelestari aset alam bangsa.
Kepala Badan Pengelola REDD+ (Reducing Emmission Form Deforestation and Forest Degradation). Heru Prasetyo dalam kesempatan itu menekankan lembanganya diberi amanah oleh Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk berupaya mengurangi emisi gas karbon sesuai kesepakatan dunia.
Indonesia sendiri pada 2020 berkomitmen menurunkan emisi gas 26 persen atau 41 persen dengan bantuan internasional. “kalau hanya mengandalkan BP REDD+ saja, jelas cita-cita mulia ini tidak akan terwujud. Kuncinya ada pada kebersamaan dan kondisi yang kita bangun harus mampu. Makanya, sosialisasi dan pelibatan setiap eleman masyarakat akan terus diaktifkan katanya.